Luka sejarah purba
melembab
dalam bayang gelap
diperkelam
tanpa disuluh
Bayang palu-arit
diburu pagi sore
sulutan paranoia
berjuluk trauma
“Neurosis kolektif,”
kata Fromm tenang,
“memarah
kala takut jadi pasal.”
Pencinta kopi
dibekuk sunyi
kaus merah darah
tersangka manifesto
Ikan Louhan pun
disekap bungkam
sisiknya
mengobar luka
Si inisial AF dan SS
bukan agitator
mereka semata
pamer kaus
Tapi di negeri
yang alergi lambang,
akal diringkus
ke ruang interogasi
Kearifan digilas
lindasan rantai tank
pintu bebas
penggagas berseni
tumbang merebah
Bagian bangsa ini
lumpuh batin
tersetir cedera mental
stunting nalar
Kritik difonis makar
ide diadili
digolong dosa
dalam republik
yang menolak dewasa
“Yang merdeka
dari kesilaman,”
kata Orwell,
“tuan masa depan.”
Sayang, hantu bayang
melayang di pusara-pusara.
Medan, 13 Mei 2025
Lino Sanjoyo
Pegiat Kemanusiaan