Logo Sekolah Rakyat (sekolahrakyat.kemensos.go.id)

Oleh : Dr. Bambang Rustanto, M.Hum dan Agus Elia, M.Si

Karakter diartikan sebagai tabiat; watak; sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lainnya(kamus Poerwadarminta). Sekolah Rakyat membekali siswanya dengan ilmu pengetahuan dan life skill untuk pribadi yang berkarakter cerdas, berkualitas dan berintegritas.
Pendidikan merupakan kekuatan dan jika diiringi dengan pembangunan karakter, maka kekuatan itu akan mencapai nilai lebih, “knowledge is power, but character is more”.
Hal inilah yang mendorong disajikannya model pembangunan karakter siswa SR untuk dijadikan acuan, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran. Model dimaksud, yakni model SSCS, konseling, residen, kemping dan outbound.

1.Model SSCS
Model SSCS adalah model pembangunan karakter yang dilakukan melalui pembelajaran di kelas oleh guru. Model SSCS ini mengakomodasi ranah kognitif, di mana peserta didik dilatih untuk mengembangkan kemampuan (1) mendefinisikan masalah (search); (2) merencanakan dan melaksanakan solusi (solve); (3) memformulasikan hasil (create); dan (4) mengkomunikasikan hasil (share). Model ini sudah diterapkan, terutama pada pelajaran matematika dan Ilmu pengetahuan alam.

2.Model Konseling
Model Konseling (conseling model) adalah pembentukan karakter yang dilakukan melalui aktivitas konsultasi (walaupun dalam batas tertentu dibedakan antara konseling dan konsultasi). Model konseling dapat dilakukan oleh wali murid, pekerja sosial, psikolog dan guru bimbingan & konseling. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara perseorangan, kelompok maupun klasikal (kelas).
Model konseling ditujukan untuk mengatasi hambatan dalam diri siswa maupun dari lingkungannya. Konseling meliputi ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik, materi konseling di antaranya pembentukan mindset, mentalset, habitset sampai pada cultureset siswa hingga menjadi karakter sesuai yang harapan.

3.Model Residen
Model residen (residential model) adalah model pembentukan karakter dalam pengasramaan. Model ini lebih menitikberatkan pada kekuatan pembiasaan–the power habit dan pendisiplinan. Model residen mirip dengan model barak. Dalam hal ini, Wali asrama memegang peranan penting dalam mengawasi dan mengarahkan berbagai aktivitas siswa agar terbentuk karakter kebersamaan, kepedulian, gotong royong, disiplin dan kepemimpinan. Model ini seperti model TC–Terapeutik Community.

4.Model Kemping
Model kemping atau kemah (champ model) adalah model pembentukan karakter siswa di alam terbuka. Model ini bertujuan membentuk karakter siswa untuk peduli, mampu bekerjasama, kerja keras, disiplin, kreatif dan kemampuan beradaptasi di lingkungan baru. Skema kegiatan berupa penugasan, pemecahan masalah dan penciptaan kondisi yang menantang dan ditambah dengan aksi-kreasi yang menarik.

5.Model Outbound
Outbound telah populer di ranah pengembangan sumber daya manusia. Model pembentukan karakter melalui outbound menitikberatkan pada kegiatan pembelajaran reflektif melalui permainan yang bertujuan.

Model outbound bercirikan kegiatan yang bernuansa fun, atraktif, impresif dan edukatif. Pembentukan karakter dilakukan dalam suasana menyenangkan, menarik, berkesan dan bermakna. Kegiatan dapat dilakukan di alam terbuka, di lapangan dan atau di ruangan.

Permainan untuk tujuan pembentukan karakter dirancang khusus yang mempunyai kekuatan makna dan daya reflektif dalam istilah lain disebut metode STAR : Situasi, Tantangan, Aksi dan Refleksi (lihat Korina, 2022). Permainan bukan sekedar untuk main-main, bukan sekedar untuk menciptakan kegembiraan tetapi harus mengandung muatan edukatif, motivatif bahkan terapeutik untuk membangun karakter siswa.

Melalui outbound, siswa dibentuk menjadi “pembelajar sejati” yang mampu mengambil pelajaran positif dari situasi dan kondisi apa pun yang dihadapinya. Ke-lima model pembentukan karakter di atas dapat dipilih sesuai kebutuhan atau dapat digunakan secara keseluruhan. Demikian, semoga bermanfaat, khususnya untuk siswa sekolah rakyat.

*) Bambang Rustanto, Dosen pada Poltekesos Bandung.
*) Agus Elia, Pekerja Sosial Ahli Madya pada Poltekesos Bandung


Bahan Bacaan :
Prisca Diantra Sampe dan Izak Jacobis Makulua. 2022. Pendidikan Karakter pada Remaja usia 12 Tahun melalui Kegiatan Character Champ. Jurnal Mangente, November 2022.

Hasby Assidiqi. 2015. Membentuk Karakter Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran Search,Solve, Create and Share. Math Didactic : Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 1 No.1. STKIP PGRI Banjarmasin

Korina Mangalla. 2022. Menggunakan Metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi dan Refleksi) Terkait Pengalaman Mangatasi Permasalahan Siswa dalam Pembelajaran Matematika. SMKN 3 Sorong.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *