
Karya: Prima Bahren
Delapan puluh tahun bendera itu berkibar,
di tiang bambu, di kapal baja, di puncak menara.
Proklamasi dulu bukan hanya kata,
ia janji yang ditulis dengan darah dan doa.
Kini, di Magelang para saudagar berkumpul,
mendengar seruan seorang presiden:
“Jangan hanya pikirkan sakumu,
pikirkan mereka yang masih mencari sesuap nasi.”
Di Batujajar, prajurit berbaris,
pangkat dinaikkan, komando diperbarui.
Negara menguatkan tamengnya,
agar rakyat bisa tidur tanpa rasa takut.
Namun, janji proklamasi tak hanya di barak,
ia hidup di sawah yang butuh pupuk,
di pasar yang butuh beras,
di tangan rakyat yang tak boleh menyerah.
Mari kita pikul kembali cita-cita itu,
seperti memikul bendera di tengah angin,
tak goyah meski jalan berliku.
Sebab kemerdekaan sejati adalah
saat semua anak bangsa berdiri tegak
adil, makmur, dan merdeka.
Kupang, 11 Agustus 2025