
Karya: Prima Bahren
Di bawah cahaya mentari timur,
tangan-tangan tua menenun waktu
bukan sekadar kain,
tapi sejarah yang ingin terus hidup.
Cerita rakyat tak lagi hanya didongengkan,
tapi disulap jadi layar,
bergerak dalam animasi dan irama digital,
menyeberangi benua, menembus batas bahasa.
Motif tradisi, aroma dapur nenek moyang,
diangkat dalam kemasan baru
ekonomi kreatif seharusnya tumbuh dari akar,
bukan dari tiruan.
Negara melindungi bukan hanya nama,
tapi juga makna.
Dengan hukum, insentif, dan ruang yang adil,
budaya tak dijual namun wajib dijunjung.
Dan anak-anak kita?
Belajarlah bukan dari buku asing,
tapi dari warisan yang kini hidup
dalam dunia nyata dan maya.
Hilirisasi bukan sekadar arah,
ia adalah cara,
cara agar masa depan lahir
dari nilai yang tak pernah punah.
Kupang 23 Juli 2025