Bukan ladang minyak,
bukan peta tanah.
Tapi sumur kecil,
mengering di pagi.

Telaga memucat,
pantulkan mata merah.
Peta diklaim
atas setetes liur.

Si kaya menampung,
si miskin menjerit.
Cangkirnya emas,
kerongkongan tetap kering.

Para pemimpin bicara
dengan kerah licin.
Air diperjanjikan,
dipecah seperti roti.

Mereka sebut damai,
simpan senjata.
Berlomba botolkan air,
dalam plastik bermerek.

Akhlak di mana
Nyata menguap duluan.
Sebelum sumur ini,
mulut telah busuk.

Perang akan datang,
bukan atas minyak.
Laga besar menanti
di tepi sumur.

Dan kucuran darah
bukan oleh senjata.
Derasnya buraian
dari liur kerakusan.

Medan, 14 Mei 2025
Lino Sanjoyo
Pegiat Kemanusiaan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *